1.
Perkembangan Awal
Para
pemikir Yunani kuno, terutama Socrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan
bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat
merupakan masalah yang tidak terelakan.
Anggapan
terus dianut semasa abad Abad pertengahan (abad V Masehi sampai akhir abad XIV
Masehi). Para pemikir, seperti Agustinus, Avicenna (Ibnu Sina), dan Thomas
Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus diterima sebagai bagian dari
kehendak ilahi
2.
Abad Pencerahan: rintisan kelahiran
sosiologi
Sosiologi
modern berakar pada karya para pemikir abad pencerahan; abad XVII Masehi. Abad
itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya
perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai
perubahan masyarakat. Pandangan itu harus juga berciri imiah. Artinya,
perubahan dalam masyarakat harus bisa di jelaskan secara masuk akal (rasional);
berpedoman pada akal budi manusia. Caranya dengan menggunakan metode ilmiah.
3.
Abad revolusi: Pemicu lahirnya sosiologi
Perubahan
pada abad pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad XVIII
Masehi. Perubahan tersebut dikatakan revolusioner karena struktur (tatanan)
masyarakat lama dengan cepat berganti dengan struktur yang baru. Revolusi
sosial yang paling jelas tampak dalam revolusi Amerika, revolusi Industri dan
revolusi Perancis. Ketiga revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia.
Pada
revolusi Amerika, koloni inggris di
Amerika Utara ini membentuk Negara republik yang demokratis. Pemerintahan jenis
ini baru pertama kali muncul saat itu, ketika kebanyakan negara membentuk
pemerintahan monarki.
Pada
revolusi industri muncul kalangan
baru dalam masyarakat, yaitu kaum
kapitalis yang memiliki modal untuk membuat usaha, serta kaum bangsawan dan
rohaniawan yang sebelumnya lebih berkuasa mulai disaingi kaum kapitalis yang
mengendalikan ekonomi. Kemudian muncul kesadaran akan hak asasi manusia dan
persamaan semua orang di hadapan hukum yang mengakibatkan terjadinya revolusi Perancis.
Revolusi-revolusi
ini menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat. Tatanan yng
telah berusia ratusan tahun dalam masyarakat diobrak-abrik dan
dijungkirbalikkan. Perubahan ini tidak jarang disertai peperangan,
pemberontakan, dan kerusuhan yang membawa kemiskinan dan kekacauan. Karena
itulah, para ilmuwan tergugah untuk mencari cara menganalisis perubahan secara
rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab akibatnya. Tujuannya agar
bencana yang terjadi akibat perubahan dalam masyarakat bisa diantisipasi dan
dihindari.
4.
Kelahiran Sosiologi
Pada
abad XIX, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi
dan perubahan sosial. Mereka berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan
ciri-ciri hakikat masyarakat berdasarkan tiap tahap peradaban manusia.
Ilmuwan
yang sampai sekarang diakui sebagai Bapak Sosiologi adalah August Comte. Dalam
bukunya Couts de Philosophie Positive
(Filsafat positif), ilmuwan Prancis ini memperkenalkan istilah “Sosiologi”
sebagai pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Pendekatan khusus ini
sebetulnya metode yang biasa digunakan dalam ilmu alam (sains). Dengan demikian
Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad
sebelumnya dianggap mustahil
Secara
umum, pendekatan yang ditawarkan oleh para ilmuwan sosial di abad XIX cenderung
makro. Bagi mereka, perubahan suatu masyarakat dapat diprediksi (diramalkan)
dari karakteristik (ciri khas) masyarakat itu secara keseluruhan.
5.
Kelahiran Sosiologi Modern
Memasuki
abad XX, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala ini
berakibat pada pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota besar,
kriminalitas ataupun kerusuhan khas perkotaan, sampai dengan tuntutan hak pilih
bagi wanita dan kaum buruh. Gejolak sosial tersebut membawa perubahan
masyarakat yang mencolok. Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan
sosial berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama
ala eropa tidak relevan lagi. Di sini mereka berupaya menemukan pendekatan baru
yang sesuai dengan kondisi sosial ketika itu. Lahirlah sosiologi modern.
Pendekatan
ini cenderung mikro, artinya perubahan masyarakat dapat dipelajari dari setiap
fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta-fakta sosial itu, dapat ditarik
kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari
betapa pentingnya penelitian dalam sosiologi.
Sumber: Muin,
Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA
Kelas X. Bekasi: Erlangga.
trims
BalasHapusterima kasih
BalasHapus